Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Siapakah Aktor Politik dibalik Tri ‘Berani’ Lawan Pepen

×

Siapakah Aktor Politik dibalik Tri ‘Berani’ Lawan Pepen

Sebarkan artikel ini
Rapat Paripurna penetapan AKD DPRD Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

BEKASI- Cerita dibalik layar memang terkadang tidak terlalu penting, akan tetapi proses lobi politik menjadi penting dilakukan di balik layar agar ada kejutan yang akan terjadi saat proses pengambilan keputusan politik.

Saat santer ada aroma trik dan intrik yang dilakukan sosok Wakil Wali Kota Bekasi yang juga ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto kepada sosok Wali Kota Bekasi yang juga Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Rahmat Effendi rasanya hal tersebut sulit terwujud.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Selain telah berjasa menggangkat sosok Tri Adhianto sebagai pendamping (Wakil Wali Kota Bekasi) pada saat Pilkada Kota Bekasi 2018 silam, Rahmat pun digadang-gadang berhasil ‘menitipkan’ Tri Adhianto di PAN Kota Bekasi sebelum kembali di ‘titipkan’ ke PDIP Kota Bekasi.

Rasanya sulit jika murid berani membangkang dan melawan sosok gurunya. Namun dalam politik apapun bisa terjadi. Lalu siapakah dibalik sosok yang berhasil meyakinkan Tri Adhianto dan bisa menggagalkan Fraksi Golkar Persatuan sama sekali tidak diberikan tempat di posisi Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD).

Kalau di lihat hasil pemilihan AKD jumat kemarin, maka sesungguhnya mudah di baca. Siapa dapat Apa? PKS (5) PDIP (4) PAN (3) Demokrat (2) Gerindra (2).

Nampak sekali ada 4 partai yg melakukan komunikasi dan konsolidasi , terlihat ada 4 ketua komisi di bagi rata untuk empat partai. Gerindra nampak nya juga tidak dilibatkan, karena sebagai partai pemenang ke empat harusnya dapat jatah satu ketua di komisi atau minimal di badan, tapi nyatanya tidak. Peristiwa periode lalu terulang kembali, kemungkinan besar di sebabkan karena kurang solidnya di internal Gerindra sehingga tidak ada tokoh yang betul-betul mampu mengkondisikan di internalnya .

Jadi tokoh politik yang kemungkinan bisa meyakinkan Tri Adhianto dan bisa melakukan pertemuan 4 partai untuk menengelamkan posisi Fraksi Golkar Persatuan di DPRD Kota Bekasi.

Kemungkinan pertama adalah sosok mantan Wali Kota Bekasi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat Bidang Pemenangan Pemilu Mochtar Mohamad atau karib disapa Babeh M2.

Bukan tidak mungkin sosok M2 yang mendesain AKD dan mendorong Tri untuk melawan Rahmat Effendi. Selain itu, Tri pun memiliki kedekatan dengan M2, saat M2 menjabat sebagai Wali Kota Bekasi saat itu Tri berada di Dinas Perhubungan. Tri rasanya butuh rekan yang kuat untuk bisa back up dirinya guna penguatan di internal PDI P sebagai ketua dan tokoh baru.

Kemungkinan Sosok yang kedua adalah Ketua DPD PKS Kota Bekasi yang saat ini menjabat anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Heri Koswara. Dengan jabatan sebagai anggota dewan Jawa Barat bukan tidak mungkin Heri Koswara melakukan lobi dan komunikasi politik di tingkat provinsi.

Pria yg sering di sapa Herkos ini memang dikenal mudah bergaul dan di terima di kalangan elite politik di Bekasi . Keberhasilannya membawa PKS menjadi pemenang dalam Pileg 2019 yang lalu juga menguatkan di internal PKS di bawah komandonya, walau tentunya kebijakan politik apapun yang di ambil di pastikan dikomunikasikan dahulu dengan Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syaikhu sebagai mentornya, termasuk pemilihan AKD kemarin.

Heri Koswara yang digadang-gadang akan bertarung dalam Pilkada Kota Bekasi 2023, tentunya memiliki tujuan agar pemerintahan Kota Bekasi dalam arti eksekutif di Kota Bekasi tidak terlalu dominan. Perlu ada keseimbangan dengan kuatnya legislatif. Sehingga dengan posisi PKS yang saat ini memiliki 5 AKD di DPRD tentunya akan memperkuat fungsi kontrolnya.

Kemungkinan Sosok ketiga adalah Ketua DPD PAN Kota Bekasi, Faturrahman R Duatta. Politisi yang dikenal lugas dan tegas ini memang kerap memainkan ritme politik yang tidak terlihat.
Meski begitu Fatur yang lebih dikenal sebagai sosok yang independent dan tak terlalu berpolemik dalam politik ini cukup disegani oleh kawan dan lawan politiknya. Dan di bawah kepemimpinannya, PAN menjadi partai yang mengalami kenaikan jumlah kursi di pileg yang lalu.

Sosok keempat adalah Ketua DPC Demokrat Kota Bekasi, Ronny Hermawan. Meski hanya memiliki 4 kursi di DPRD Kota Bekasi, namun demikian Demokrat yang pernah menjadi kampium dalam Pileg 2009 lalu tentunya ingin memainkan peranan penting dengan menempatkan beberapa kadernya untuk duduk di posisi strategis di Alat Kelengkapan Dewan (AKD).

Sosok terakhir kemungkinan besar adalah sang eksekutor. Dia adalah sosok yang sering bersebrangan dengan walikota, ya dia adalah Chairoman JP. Dengan unsur pimpinan lainnya di luar H.Edi tentunya dan para ketua ketua Fraksi , merekalah yang menjalankan dan mengeksekusi hasil konsolidasi 5 aktor di atas .

Kesimpulannya, bahwa dalam politik di Kota Bekasi ada pergeseran dimana saat ini Legislatif memiliki peran untuk lebih menggontrol eksekutif dalam pelbagai kebijakannya. Terkait Tri yang dirasa memiliki ‘nyali’ untuk melawan koleganya yang juga guru politiknya Rahmat Effendi, hal itu besar kemungkinan adalah sebuah pembelajaran politik dan pendewasaan politik dari sosok Tri Adhianto yang memiliki beban untuk mempertahankan kekuasaan pada Pilkada 2023 nanti.

Apakah kembali ada kejutan kejutan peristiwa politik setelah ini ? Atau hanya sebatas AKD saja?, kita tunggu kejutan-kejutan politik lainnya di Kota Bekasi. (TIM)

Example 120x600
Esai

Artinya, setiap partai politik atau gabungan parpol dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden tanpa harus memenuhi syarat persentase ambang batas. Menurut Mahkamah Konstitusi upaya ini untuk menghilangkan dominasi partai politik yang selama ini terjadi.

Esai

Dari fakta Pilkada serentak 2024, ada beberapa situasi yang menunjukan bahwa masyarakat mulai tak bergairah lagi dengan fakta semakin banyaknya warga yang tidak hadir di tempat pemungutan suara.

Esai

Kepemimpinan semacam inilah yang akan diterapkan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yakni; kolaborasi dalam membangun Jawa Barat kedepan, atau oleh masyarakat Jawa Barat di kenal dengan prinsip silih asah, silih asih, silih asuh. 

Esai

Amanah kepemimpinan bagi Ahmad Syaikhu, merupakan suatu panggilan yang sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan dirinya sebagai makhluk pilihan, sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat, produktif, dan memperlebar sifat kasih sayang sesama manusia.