Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Metropolitan

Hujan Intensitas Sedang, Bekasi Darurat Banjir

×

Hujan Intensitas Sedang, Bekasi Darurat Banjir

Sebarkan artikel ini
Tampak pengendara sepeda motor menerobos air yang menggenangi ruas Jalan Bintara, kecamatan Bekasi Barat, Minggu (19/02).

BEKASI BARAT– Akibat hujan lebat yang mengguyur Kota Bekasi dan sekitar sejak Minggu (19/02) dini hari, sebagian ruas dan pemukiman penduduk digenangi air. Kolong flyover Caman yang berada di Jl. K.H Noer Alie, Jatibening, misalnya, air menggenangi dan meluap akibat derasnya debit air.

Pantauan tim B’Guide.com, air tumpah ke jalur hingga ketinggian 1 meter tersebut akibat mesin pompa air tidak berfungsi. Alhasil, lalu lintas menuju Jakarta dan sebaliknya terpantau macet hinga 2KM, dan tak jarang kendaraan mogok akibat menerobos derasnya air.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Sementara, terpantau, dari arah Jakarta menuju Kota Bekasi juga mengalami kemacetan panjang hingga perempatan Lampiri, Jakarta Timur. Tidak hanya itu, sejumlah jalur alternatif juga mengalami kemacetan panjang. Contohnya di Jalan Raya Bintara.

Salah satu pengendara sepeda motor bernama Ahmed mengatakan jika dirinya terpaksa memutar ke arah Bintara, namun di Jalan Bintara juga terdapat banjir.

“Seharusnya lewat Kalimalang, cuma banjir dan gak berani lewat, saya muter lewat Bintara, sama aja ,macet parah juga, ada banjir di depan Bintara 17 sama Bintara 11, Bekasi Barat,” kata Ahmed dilokasi.

Diketahui sejumlah Jalan di wilayah Kota Bekasi mengalami kemacetan akibat sejumlah jalan yang tergenang air. (BG)

Example 120x600
Metropolitan

“Total ditanggal 3 Oktober itu kita melakukan pemeriksaan sikologis dan pemeriksaan pekerja sosial itu kepada empat korban. Hasilnya itu kita sampaikan ke polres yang akan menguatkan bukti. Kalau diundang-undang TPKS dijelaskan alat bukti itu selain pengakuan korban, visum ada juga surat keterangan ahli baik oleh psikolog klinis, psikiater atau kedokteran jiwa,” kata Fahrul di Cikarang Pusat, Selasa, 08 Oktober 2024.

Metropolitan

“Ternyata stok yang masuk tidak sebanding dengan permintaan artinya suplainya lebih tinggi dari pada demain ternyata mengakibatkan harga hampir 80% harga dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET),” ucap Helmi di Tambun Selatan, Rabu, 02 Oktober 2024.