Adanya kebijakan yang diluncurkan Pemerinah Kota (Pemkot) Bekasi terkait kartu sehat berbasis NIK. Namun hal tersebut implementasinya masih sulit dirasakan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Salah satu warga RT 04 RW 02, kelurahan Margajaya, kecamatan Bekasi Selatan, Sumarni Ningsih merasakan kekecewaannya lantaran mendapatkan penolakan pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu Bekasi Sehat.
“Saya divonis terkena kanker payudara, namun karena kartu sehat berbasis NIK belum terima. Jadi masih gunakan kartu Bekasi Sehat, namun nyatanya tidak bisa mendapatkan pelayanan, karena minim biaya jadi saya pulang lagi,” katanya kepada awak media pada Selasa (14/02).
Di tempat sama Ketua RT 04 RW 02 Sarmi yang juga mendampingi warganya yang mendapatkan pelayanan kesehatan merasa kecewa dengan minimnya sosialisasi dari pemerintah yang katanaya akan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kurang mampu.
“Masa orang saya bantu warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan malahan ditakut-takuti oleh security. Awas bu jangan kasar-kasar, diatas ada pak wali lagi sidak, ajudannya galak-galak,” ujarnya seraya mengikuti security yang mengejek dirinya ketika saat butuh pertolongan untuk layanan medis.
Menurutnya dengan kejadian tersebut, terpaksa warganya dengan kondisi payudara sudah membengkak besar harus dibawa kembali ke rumah.
Kata dia, dalam hal ini Walikota harus mengevaluasi para bawahannya untuk lebih ikhlas ketika menjadi pelayanan publik dan memprioritaskan keselatamatan nyawa orang.
“Kenapa kata pihak kelurahan kartu Bekasi sehat masih berlaku, namun dilapangan tidak berlaku, berarti ini ada yang salah, dan saya harap ini menjadi perhatian walikota sebagai kepala daerah,” ujarnya dengan penuh kecewa.