Bulan suci ramadan, membawa berkah bagi para pengrajin dodol betawi di Kampung Ceger, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Orderan dodol menumpuk, produksi juga semakin meningkat. Permintaan dodol betawi ini meningkat sejak hari pertama ramadan.
Salahsatu produsen dodol betawi, Wulan (36) mengungkap pesanan dodol ditempatnya bisa beratus kali lipat dari hari biasanya. Ia sangat bersyukur ketika bulan ramadan tiba.
“Alhamdulillah sih ya kalau memang momennya jualan dodol ini di bulan Ramadhan, jadi mungkin bisa seribu kali lipat ya untuk pesanan dari memang hari-hari biasa sampai memang kita ketemunya di bulan Ramadhan ini. Jadi usaha dodol di bulan Ramadhan ini ya benar-benar menjanjikan,” kata Wulan kepada bekasiguide.com pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Menurutnya, pesanan dodol betawi hasil produksi rumahan miliknya ini meningkat hampir hingga 500 persen jika dibandingkan pada penjualan hari biasanya. Jika sebelumnya, Wulan hanya mampu memproduksi sebanyak 300 kilogram dodol betawi dalam sehari, kini Wulan mampu memproduksi 500 kilo perhari.
“Kalau saya sehari itu karena kondisi 5 kuali itu 500 kilo, kalau hari biasa gak banyak sih kadang satu bulan itu ya paling cuma 300 kilo,” tambahnya.
Guna memenuhi kebutuhan pesanan pelanggannya, dalam produksinya Wulan menggunakan lima kuali besar untuk mengaduk adonan dodol. Ia juga memperkerjakan 12 orang yang berasal dari warga sekitar. Dalam dua pekan, omset penjualan dodol betawinya mencapai Rp150 juta.
“”Kalau satu hari itu saya prediksi 5 kuali bisa dikalikan aja selama 27 hari ya kita mulai bekerja. Untuk karyawan yang suka ngaduk aja kan punya kita 12 sama yang ngupas dan marut kelapa, sama ngadonin ya itu ada 5 orang, terus untuk karyawan yang gulungin packing setiap hari itu ada 30 orang. Sebelumnya, hari-hari biasa mah ya 10 orang udah all in one,” terang Wulan.
Harga dodol betawi khas Kampung Ceger itu dibandrol dengan harga bervariasi tergantung varian rasa. Dodol original dibandrol seharga Rp.40.000 perkilogram, sedangkan ketan hitam juga wijen Rp.45.000 perkilo. Kemudian juga ada varian rasa durian yang dibandrol Rp.60.000 perkilogram.
“Kalau harga itu beda-beda ya tergantung varian rasa, jadi disini saya mulai buka dari harga mulai Rp.40.000 sampai Rp.60.000, ada duren juga ada dodol yang berbentuk mini, yang original kita buka harga itu di Rp.40.000 perkilo,” ucapnya.
Pelanggan dodol Wulan pun berada di wilayah Jabodetabek, Karawang hingga Bandung. Permintaan dodol ini diprediksi Wulan akan terus meningkat hingga menjelang hari raya idul fitri.
“Ciri khasnya itu kita pakai kayu untuk masaknya, pernah kita beralih pakai gas kan tetapi kita gak ketemu taste nya, makanya kita tetap menjaga dari turun temurun nih pakai kayu, jadi kalau pakai kayu itu kan aromanya beda dibandingkan pakai gas,” tandasnya.