Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar Muktamar ke X di Jakarta pada 27–28 September 2025. Menyambut perhelatan akbar ini, DPC PPP Kota Bekasi menyerukan agar mekanisme pemilihan Ketua Umum menggunakan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA).
Ketua DPC PPP Kota Bekasi, Sholihin atau akrab disapa Gus Shol, menegaskan AHWA merupakan solusi terbaik menjaga utuhnya partai.
“Apa yang kami suarakan ini adalah ihtiar untuk mengingatkan seluruh bakal calon Ketua Umum dan tim suksesnya agar tetap memikirkan sistem AHWA sebagai dasar membangun silaturahmi dan menjaga keutuhan PPP,” ujarnya usai Rapat Kerja DPC, Sabtu, 20 September 2025.
Menurutnya, sistem konvensional satu orang satu suara berpotensi melahirkan pemimpin pragmatis yang berorientasi pada kepentingan pribadi serta rawan konflik. Sebaliknya, AHWA yang mengedepankan musyawarah mufakat dinilai lebih amanah dan mampu melahirkan pemimpin dengan komitmen besar membesarkan partai.
“Jika memakai AHWA, Ketua Umum akan lahir dari proses yang baik, berkomitmen membesarkan PPP, serta membawa manfaat untuk rakyat Indonesia,” tambahnya.
Sistem AHWA sendiri bukan hal baru. Tradisi ini telah lama diterapkan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dalam menentukan kepemimpinan, dan dinilai relevan untuk diterapkan di PPP.
Gus Shol menegaskan, rekomendasi penggunaan sistem AHWA telah menjadi keputusan resmi Rapat Kerja DPC PPP Kota Bekasi dan akan segera disampaikan ke DPW PPP Jawa Barat.