Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Selamat Berhaji, Kawan …

×

Selamat Berhaji, Kawan …

Sebarkan artikel ini

DALAM hitungan hari, pemberangkatan calon haji ke Tanah Suci mulai dilakukan. Tepatnya pada 1 Mei kloter pertama akan dilepas ke tanah suci. Di Kota Bekasi, ada sekitar 2600 -an calon haji.

Perasaan tegang, atau haru, atau campur aduk galau saat ini dirasakan para calon tamu Allah ini. Perasaan yang wajar, yang semoga bisa dilewati dengan baik. Demi agar perjalanan haji lancar dan mabrur.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Hanya berbagi pengalaman -yang semoga bisa menjadi bekal, ketika awal-awal mendekati waktu keberangkatan seperti ini.

Panitia haji, saya yakin saat-saat ini bukan main sibuknya. Segala permasalahan haji, seakan menumpuk, dan menunggu diselesaikan. Sedangkan waktu sudah terjadwal.

Bagi calon haji, hal yang patut diingat, dan terua dikuatkan, adalah semua ini semata upaya mencari ridho Ilahi. Semua bermuara, agar rnencapai haji mabrur. Bisa menjadi haji yang diterima sesuai dengan syareat agama.

Posisi ini penting, karena agar suasana hati bagi cakon haji bisa terkontrol. Mereka akan menjadi tamu Allah. Yang selain harus memiliki syarat sebagai tamu, juga menanggung permasalahan lahiriyah.

Misalnya masalah keuangan, atau kesehatan, atau juga masalah regulasi. Atau apa pun, Ini semua bisa menjadi ‘godaan’ atau ‘ujian’ yang bisa mengganggu niatan mabrur tadi. Hati- hati dengan perasaan ‘dongkol’ atau penyakit hati lain jangan sampai terbawa sampai ke tanah suci.

Memang tampak wajar jika selalu ada. Tetapi kita dianjurkan, bahwa perjalanan ini juga butuh keihlasan. Setiap orang beda masalah. Dan setiap orang berbeda solusinya.

Karena saatnya sekarang, adalah menghilangkan penyakit hati. Menghilangkan hasad iri dengki kepada sesama. Sehingga hati kita bersih saat kaki sudah melangkah mengarah ke rumah Allah.

Satu saat, ketika tangan kita akan melambai di sudut hajar aswad ketika mengawali tawaf, saat itulah hati kita harus ikut hadir. Menyampaikan keyakinan akan keagungan Allah, dan menyampaikan diri ini sangat kecil dan kotor yang mengharapkan keagungan pengampunan Nya.

Aku datang memenuhi panggilan Mu, ya Allah. Labbaik allahumma labbaik. Saat itulah yang sangat dirindukan umat Islam seluruh dunia. Rindu untuk bisa berhaji. Di wilayah kita saja, belasan tahun harus menunggu momen seperti ini. Rindu bisa berhaji.

Maka sangat rugi, ketika rindu berhaji ini kita lewatkan begitu saja. Dan kesempatan langka ini harus diisi hal luar biasa, yakni diisi dengan kemabruran. Tidak ada yang lain. Karena jika lewati kesempatan ini dengan percuma, maka kesempatan berikutnya tentu sangat sulit. Atau bahkan hampir mustahil bisa dilakukan lagi.

Jadi, sangat tidak diharapkan, jika selama berhaji, kita justru tergoda dengan keduniaan. Berjalan-jalan ke perbelanjaan, Atau juga memborong oleh-oleh dengan melewatkan kesempatan bisa di tanah suci. Kondisi kemegahan saat ini di tanah suci, bisa jadi sangat memudahkan dalam menjalankan syareat. Tetapi bisa melenakan kita.

Melalui kesempatan ini pula, kami menyampaikan selamat kepada para calon haji. Bapak ibu, semuanya, memiliki kesempatan langka, yang semua ingin memiliki kesepatan itu.

Selamat berhaji, kawan. (*)

 

Bekasi

24.04.2025

_(oleh: Chotim/IPHI Kota Bekasi)_

Example 120x600
Esai

“Saya cukup merasakan getaran hati akan kerinduan ini. Menyambungkan shalawat jalan terbaik. Sambil menyaksikan jika makam itu hanya berjarak beberapa meter di depan kita”.

Esai

“Wahai Rasulullah, angkat tanganmu berdoalah. Dan aku akan mengangkat gunung Taif ini untuk membinasakan penduduk itu.”