Usia lanjut tak membuat para ibu-ibu di Kampung Cikedokan Poncol Dukuh RT 02 RW 02, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi belajar membaca Al Qur’an di majelis Pondok Pengajian Al Qur’an Usia Lanjut (PAUL) selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriyah. Ibu-ibu lansia yang belajar adalah warga sekitar, terlihat antusias mereka mengikuti pelajaran membaca Al Quran yang dipandu oleh Ustadz Jono sebagai guru mengaji sekaligus pendiri majelis pondok pengajian tersebut.
Salah satu jamaah, Sri Ratna Ningsih (47) mengatakan merasa terbantu dengan adanya pengajian yang didirikan bagi kalangan usia lanjut tersebut. Ratna mengaku, bisa memperdalam ilmu membaca Al Quran dengan lebih baik.
“Kita dapat manfaat yang lebih baik ngaji, terutama baca, bacanya seperti anak-anak baca masing-masing, tadarus juga ada belajar tajwid perorangan di tes secara mahkroj nya ada penjelasannya juga dari pak ustadz, alhamdulillah ada hasil kita awalnya gak ngerti tajwid sekarang alhamdulilaah ngerti dikit demi sedikit sudah ngerti tajwid,” ucap Ratna kepada bekasiguide.com di Cikarang Barat, Sabtu, 22 Maret 2025.
Ratna juga mengungkap, para jamaah lanjut usia (lansia) diberikan pelajar mulai dari tingkat iqro, Juz Ama, hingga Al Qur’an. Selain itu, selama bulan Ramadhan juga diberikan pelajar sholat tasbih serta amalan kebaikan lainnya selama mengisi waktu di bulan suci Ramadhan.
“Belajarnya juga mulai dari iqro, juz ama, baru ke Al Quran, yang belum lancar ya belum bisa ke Al Quran jadi diulang lagi sampai bisa. Kita menuntut ilmu, ingin lebih dalam lagi, lebih memahami tata cara membaca Al Quran mungkin dulu kita belum paham sekarang kita udah paham udah ngerti,” tambahnya.
Sementara, Ustadz Jono guru ngaji sekaligus pendiri majelis PAUL mengatakan, para jamaah lansia ditempatnya itu dikenalkan huruf hijaiyah terlebih dulu, kemudian lanjut hingga pengenalan tanda baca dalam membaca ayat suci Al Qur’an, sehingga nantinya para lansia bisa dengan baik melantunkan ayat-ayat Al Quran.
“Pertama dari segi baca iqro ya, dari mulai huruf hijaiyah supaya kenal huruf hijaiyah ketika dia membaca huruf sambung dia paham mana huruf alif, ba, mana ta supaya di paham membacanya tertil dan baik. Yang kedua, di majelis PAUL ini tata cara baca pertama iqro, panjang pendeknya dan yang Al Quran itu dia paham hukum tajwid,” terang Jono.
Menurutnya, di pondok sederhana yang didirikannya itu tercatat ada sekitar 40 orang jamaah yang mayoritas didominasi kaum ibu lansia, yang berasal dari wilayah sekitar pondok, bahkan ada beberapa yang datang dari luar daerah seperti Jakarta dan Kota Bekasi.
“Kalau terhitung semua mah ya ada 40 orang, usia yang paling tua itu ada usia 70 tahun yang muda sekitar 40 tahun. Antusia lansia di sini Alhamdulillah dia semangat, mungkin karena dia nyaman ya jauh dari keramaian, jadi waktu ngaji disini tidak merasa terganggu lah tidak merasa keberisikan,” katanya.
Terdapat kesulitan yang dihadapi Jono dalam mengajar ngaji para kaum lansia tersebut, terutama pada pendengaran dan penglihatan sehingga dirinya harus menggunakan metode-metode khusus dalam mengajar para lansia tersebut mengaji. Di majelis PAUL, Ustad Jono tak memungut biaya sepeserpun kepada para jamaah yang belajar mengaji ditempatnya, dirinya mengaku demi untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kesulitan pasti ada ya karena memang dari usia ya, pertama dari pendengaran kedua dari penglihatan, ada usia udah 60 tahun dia telinganya gak dengar tapi matanya masih melihat ya jadi hapalan ya itu usia 65 tahun,” tutupnya.