Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Metropolitan

Pemkab Bekasi Akan Terapkan Eco Enzyme Normalkan Kualitas Air Sungai Cilemahabang 

×

Pemkab Bekasi Akan Terapkan Eco Enzyme Normalkan Kualitas Air Sungai Cilemahabang 

Sebarkan artikel ini

Pergantian Penjabat (PJ) Bupati Bekasi selama tiga tahun terakhir belum dapat melahirkan keputusan tepat atas solusi pencemaran sungai CIlemahabang. Pada 2021 silam Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi telah melakukan uji laboratorium, namun hasil uji lab itu tidak dibuka ke publik.

Pada tahun 2021, DLH Kabupaten Bekasi mencatat sebanyak 13 instansi dan perusahaan membuang limbah ke aliran sungai Cilemahabang. Mulai dari rumah sakit, kawasan industri, hoten dan beberapa kegiatan usaha seperti catering. Identitas perusahaan-perusahaan itu sudah dikantongi Pemkab Bekasi, namun hingga 2024 ini belum ada tindakan tegas dan kondisi air sungai Cilemahabang masih berwarna hitam dan bau.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi telah meninjau langsung kondisi air di pintu air Cilemahabang seperti yang dilakukan Pj Bupati Bekasi sebelumnya. Di hari yang sama, petugas DLH Kabupaten Bekasi mengambil sampel air di sungai tersebut dan diklaim akan diuji laboratorium kembali.

Paska peninjauan itu, Dedy bukan lagi mencari sumber masalah atas baunya dan berwarna hitamnya sungai Cilemahabang, namun pihaknya fokus pada inovasi Eco Enzyme untuk memulihkan kembali kualitas air Cilemahabang.

“Kita ada semacam rekayasa, ataupun melalui ada dikenal eco enzyme namanya. Sudah diterapkan di daerah-daerah lain dan berhasil,” ucap Dedy di Cikarang Utara, Jumat, 23 Agustus 2024.

Untuk mencampur cairan Eco Enzime di sungai Cilemahabang, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium. Hasil itu akan menentukan bisa atau tidaknya cairan Eco Enzyme dijadikan pelarut untuk merubah kualitas air agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pertanian hingga Mandi Cuci Kakus (MCK).

“Apalagi masyarakat yang pergunakan sehari-hari ya untuk mandi, mencuci pakaian sebagainya. Itu keinginan kita, kita harus berbuat terbaik untuk masyarakat. Syukur kalau nanti berdasarkan uji lab ternyata bisa,” tambahnya.

Sebagai upaya jangka panjang, pihaknya akan membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dibeberapa titik sungai rawan pencemaran. Tujuannya untuk memonitoring serta memastikan kualitas air limbah yang akan dibuang ke aliran sungai telah sesuai dengan standard dan aman digunakan masyarakat, khususnya para petani.

“Kita akan membangun tiga Ipal untuk pengelolaan dari hulunya. Tadi kan kita tinjau juga disekitar perumahan Cifest, disitu kita lihat ini sampai dengan di bendungan di Cilemahabang ya, kita lihat dan airnya bau dan sebagainya,” tutur Dedy.

Ke depan, jika solusi menggunakan cairan Eco Enzyme ini berhasil, lanjut Dedy, pihaknya akan menormalisasi bantaran sungai Cilemahabang dari bangunan-bangunan liar. Menurutnya, ia terinspirasi pada taman di Jalan Raya Kalimalang Jakarta yang dimanfaatkan oleh warga dan petugas kebersihan untuk menanam sayur-mayur.

“Seperti di jalan kalimalang ya di kanan kiri dijaga dengan pagar. Terus di tanah-tanah tingginya kita manfaatkan berfungsi untuk ketahanan pangan sayur-mayur dan sebagainya. Agar air terjaga juga kemurnian dan bisa dimanfaatkan masyarakat,” katanya.

Pihaknya tak segan-segan apabila hasil uji laboratorium itu terdapat indikasi pencemaran limbah yang dilakukan oleh perusahaan, Dedy akan memberikan sanksi. “Kalau ada yang terbukti ada perusahan-perusahaan yang membuang limbah sembarangan atau sebagainya tentu akan ada tindakan,” tandasnya.

Example 120x600