Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) meninjau pintu air Bendungan Kali Cikarang di Jalan H.Saleh Desa Kalijaya, Cikarang Barat, Senin (19/8) pagi. Peninjauan itu dilakukan merupakan tindak lanjut atau pelaporan kekeringan di beberapa wilayah utara, seperti Cibitung, Tambelang, Tambun Utara, Sukatani, Sukakarya dan beberapa wilayah lain yang terdampak.
Bendungan itu merupakan akses utama pada beberapa saluran sekunder seperti Kali Pisangbatu, Bulakmangga dan lainnya yang menjadi penompang pengairan persawahan warga. Satuan Kerja BBWSC, Leni mengatakan bahwa proses perbaikan pintu air itu akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, usai melakukan kajian-kajian hasil dari pemeriksaan.
“Perbaikan ini akan meningkatkan efisiensi pengelolaan air di sepanjang aluran Bendung Sungai Hulu (BHS) 1 dan mencegah potensi bencana seperti banjir yang kerap terjadi akibat kerusakan pintu aur, juga membantu petani dalam mengaliri sawahnya,” kata Leni di Cikarang Barat, Selasa, 20 Agustus 2024.
Dalam proses perbaikan pintu air ini, pihaknya kan menurunkan beberapa alat berat seperti excavator dan pompa pemadam kebakaran. Tujuannya untuk memperlancar atau mendorong sampah-sampah padat yang menjadi penghambat penyaluran air pada beberapa saluran sekunder.
“Nanti akan dibangun dibendung tetap atau bergerak yang berjarak 50 meter dari depan posisi sebelumnya,” tambahnya.
Saat proses perbaikan dilakukan beberapa bulan mendatang, masyarakat diminta untuk mendukung kelancaran perbaikan pintu air ini, karena akan berdampak pada beberapa wilayah selama proses perbaikan, seperti berkurang atau bertambahnya debit air pada beberapa saluran sungai yang dialiri.
“Perbaikan ini diharapkan akan segera terealisasi dan selesai tepat waktu sehingga dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat, petani dan juga lingkungan sekitar,” ucapnya.
Sementara salah satu petani, Icang (54) berharap pihak BBWSC dan Pemerintah Kabupaten Bekasi segera memperbaiki pintu air dan menormalisasi beberapa saluran sekunder yang menjadi sistem pengairan sawah.
Menurutnya, sejak beberapa bulan terakhir, area persawahan padi miliknya dan petani lainnya mengalami kesulitan air sehingga berdampak pada gagal tanam hingga gagal panen.
“Kami berharap apa yang direncanakan BBWSC dapat segera terealisasi sehingga dapat mengatasi kekeringan yang selama ini dialami para petani,” tandasnya