Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Bekasi PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) mencatat terjadi penurunan produksi gas setiap tahunnya. Pada tahun 2024 ini, perusahaan plat merah itu hanya dapat memproduksi 40 sampai 50 ton elpiji setiap harinya.
Direktur Utama PT BBWM, Prananto Sukodjatmoko mengatakan bahwa produksi gas elpiji ini sangat bergantung pada Propan Butan atau C³ C⁴. Sumber gas itu terdapat dari lapangan pertamina Ep Tambun sebesar dan lapangan pondok tengah sebesar 4 juta gas.
“Kami hanya dapat tambahan gas dari Tambun, sekarang dari tahun 2006 itu gasnya sampai di 30 juta, nah turun terus sampai di tahun 2011 tinggal 15 juta, turun terus sampe tahun 2016 ketika kami mendapatkan kilang tinggal 7 atau 8 juta. Saat ini, gas kami tinggal 4 juta. Alhamdulillah kami dapat 4 juta lagi tapi dari lapangan pondok tengah,” kata Prananto di Babelan, Senin, 15 Juli 2024.
Menurutnya, meski mendapatkan pasokan gas baru dari lapangan pondok tengah, kandungan Propan Butannya tidak sebesar pasokan dari Tambun, yakni hanya memiliki kandungan Propan Butan 12 hingga 13 persen. Kondisi itu sangat mempengaruhi terhadap produksi gas elpiji.
“Jadi pendapatan identik kami dari yang 4 juta itu bisa 35 ton perhari. Yang 4 juta dari pondok tengah hanya 10 sampai 15 ton perhari. Jadi totalnya sekitar 40 sampai 50 ton produksi elpiji. Namun kami sangat bersyukur dengan 50 ton insyallah PAD kami dapat meningkat. Harapannya begitu,” tambahnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya untuk memaksimalkan produk elpiji gas dari kedua sumber tersebut. Saat ini, PT BBWM bersama Pertamina EP telah menyepakati perpanjangan kerjasama gas selama lima tahun dari yang sebelumnya hanya dua tahun.
“Direncana bisnis kami sesuai Peraturan Pemerintah (PP) nomor 54 harus 5 tahun. Kami bersurat kepada direksi pertamina, bahwa ini untuk kebutuhan BUMD tolong dibedakan dengan kebutuhan badan usaha swasta. Alhamdullilah minggu lalu kami sudah ada lampu hijau dari pertamina, kami diperpanjang 5 tahun,” tandasnya.