CIKARANG- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyatakan curah hujan tinggi yang terjadi belakangan ini di Kabupaten Bekasi disebabkan peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan atau yang disebut fenomena La Nina, sehingga memicu datangnya musim hujan. Fenomena La Nina ini berdampak pada cuaca ekstrem di Kabupaten Bekasi, seperti panas pada pagi hari dan hujan lebat pada siang atau sore hari.
“Itu yang membuat kondisi di Kabupaten Bekasi ini sekarang hujan. Jadi memang kondisi-kondisi cuaca ekstrem ini tidak bisa kita perkiraan secara pasti. Dan BMKG pun sifatnya prakiraan tidak bisa memastikan, jadi memang kalau secara musim memang masuknya kemarau,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis di Cikarang Pusat, Selasa, 09 Juli 2024.
Pada akhir pekan lalu, hujan lebar melanda wilayah Kabupaten Bekasi dan membuat sejumlah pemukiman warga banjir. Sistem drainase yang buruk, folder air yang tidak berfungsi secara maksimal menjadi penyebab luapan air sungai dan air hujan menggenangi rumah-rumah warga.
“Kita dapat informasi dari masyarakat pertama di perumahan puri nirwana residence, kemudian di villa kencana cikarang. Tapi air ketinggiannya berdasarkan yang kita dapatkan itu 30 sampai 50 cm. Kemudian di lokasi juga sudah ada penyedotan-penyedotan, bahkan tim juga ada yang kesana. Mudah-mudahan ya kita berharapnya tidak ada bencana lah,” tambahnya.
Musim penghujan tahun ini, pihaknya memprediksi 18 kecamatan rawan terdampak banjir. 18 kecamatan itu merupakan hasil mitigasi pada banjir tahun 2023 lalu. Muchlis menghimbau agar masyarakat yang tinggal dititik rawan banjir untuk bersiaga agar tidak timbul korban jiwa maupun kerugian materil.
“Kalau banjirnya pengalaman tahun lalu, pada saat banjir tinggi itu sampai 18 kecamatan. nah kemudian hal-hal yang kita persiapkan yang pertama petugas standby ada yang posko kita kencengin. Kemudian Destana, FPRB, relawan yang membantu kita selama ini di lapangan kita juga aktifkan. Kemudian mobil-mobil kita siapkan semua, perahu-perahu karet kita siagakan, jadi kalau pun terjadi banjir kita akan berupaya semaksimal mungkin supaya masyarakat yang terdampak bisa kita minimalisir,” tuturnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan stakeholder lain untuk bersama melakukan upaya meminimalisir banjir. Termasuk para pengembang di perumahan yang kerap dilanda banjir untuk melakukan mitigasi mandiri.
“Kita semua di stakeholder yang ada sama-sama untuk menyelesaikan masalah ini, seperti saya sifatnya himbauan, Dinas LH sifatnya mengangkut sampahnya, SDABMBK mungkin perbaikan salurannya dan sebagainya. Dan yang jadi tanggung jawab pengembang, saya pikir teman-teman pengembang juga harus bisa melakukan yang menjadi kewajiban mereka,” tandas Muchlis.