Peduli akan kemajuan PERSIPASI, Rukun Jurnalis (Rujuk) Bekasi helat diskusi publik di Kedai Kopi Prambanan, Jalan Prambanan, kelurahan Sepanjangjaya, kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (14/11/2023).
Sejumlah narasumber mengungkapkan pandangannya. Komarudin, selaku Pembina Askot PSSI Kota Bekasi menuturkan, posisi PERSIPASI saat ini masih bermain di Liga 3 Indonesia.
Untuk itu, kata dia, para pengurusnya harus bisa menghadirkan program yang dinamis, bervariatif sehingga target program yang sudah dicanangkan oleh Askot PSSI Kota Bekasi bisa berjalan dan baik.
“Harus menghadirkan program yang dinamis dan bervariatif agar program yang sudah dicanangkan bisa berjalan dengan baik,” terang Komarudin.
Dijelaskannya juga, posisi PERSIPASI cukup menjadi andalan jika dilihat dari potensi untuk berbicara banyak di persepakbolaan nasional.
“PERSIPASI bisa menjadi andalan jika dilihat dari potensi yang ada, sehingga nantinya bisa tembus di Liga 2 dan Liga 1,” tegasnya.
Untuk itu, dirinya menekankan PERSIPASI harus menunjukan prestasinya, sehingga identitas Kota Bekasi bisa dilihat.
“Jadi, Mas Tri Adhianto Tjahyono sebagai Ketum PERSIPASI harus menunjukkan hal tersebut. Jika tidak, ya harus bertanggungjawab,” katanya.
Sementara itu, Maman Suryaman, Ketua Asosiasi Pelatih Sepakbola Indonesia Kota Bekasi mengatakan, pelatih di Kota Bekasi yang sudah mengantongi sertifikat sekitar 35 orang.
“Dari data yang saya peroleh, sekitar 35 pelatih yang sudah memiliki sertifikat,” ulas Maman.
Maman mengakui, jika ingin memajukan PERSIPASI, maka pemain-pemain asli Bekasi harus memberikan sumbangsihnya terhadap perkembangan sepakbola di Kota Bekasi.
“Pemain asli Bekasi yang saat ini tersebar dibeberapa klub Liga 1, harus memberikan sumbangsihnya ke Kota Bekasi. Dan yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah mereka mau?,” paparnya.
Di tempat yang sama, Akmal Marhali, Pengamat Sepakbola Indonesia dan Koordinator Save Our Soccer (SOS) mengatakan, Kota Bekasi merupakan daerah yang potensial sebagai produsen pemain sepakbola.
“Ketika Kota Bekasi memiliki PCB, maka hal ini menjadi jalur transit, kenapa, karena Persija dan Bhayangkara main di PCB, tapi PERSIPASI main di Liga 3,” katanya.
“Harus ada aset membangun permainan sepakbola Bekasi dan PERSIPASI jika ingin menjadi klub, maka tidak boleh menggunakan dana APBD. Tapi jika sebagai wadah pembinaan, maka masih memungkinkan mendapatkan kucuran dana tersebut. Jadi, saat ini yang terpenting adalah mengembalikan trustnya dulu terhadap pengurusnya jika ingin membesarkan PERSIPASI-nya,” tegasnya.
Evi Mafriningsianti, selaku anggota DPRD Kota Bekasi mengakui jika saat ini ada anggaran hibah sebesar Rp30 miliar yang diberikan ke KONI Kota Bekasi untuk meningkatkan pembinaan para atlet.
“Ada dana hibah yang dikucurkan ke KONI Kota Bekasi dan yang harus diperhatikan adalah PERSIPASI harus diisi pemain dari Kota Bekasi,” tandasnya.