BEKASI – Rukun Jurnalis (Rujuk) Bekasi menghelat diskusi terkait persoalan sampah di Kota Bekasi. Mengangkat tema “Untung Rugi Bantargebang di Kota Bekasi”, diskusi pun digelar di Sekretariat Rujuk, Rawalumbu, Jumat (3/11/2023).
Pada kesempatan itu, hadir sejumlah narasumber yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta yang diwakili Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah UPST, Setionargono; Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad; Kepala DLH Kota Bekasi, Yudhianto; anggota DPRD Kota Bekasi, Komarudin; Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPN), Bagong Suyoto; dan Ketua Indonesia Fight Corruption (IFC), Intan Sari Geni.
Setionargono mengatakan, dirinya mengapresiasi giat diskusi tersebut. Menurutnya, banyak poin-poin yang nantinya akan menjadi masukan ataupun evaluasi kinerja terkait dengan persoalan sampah.
“Saya rasa diskusi ini sangat baik, bisa membuka masalah secara riil yang dirasakan warga di Kota Bekasi yang diwakili oleh forum ini. Jadi nanti, akan menjadi big note bagi kami, dan kami siap terbuka untuk kelanjutan daripada diskusi untuk kedepannya,” ujar Setio.
Selanjutnya, Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani juga mengungkapkan, giat diskusi kali ini menjadi kesempatan baginya untuk terus mempelajari lebih dalam permasalahan yang ada di Kota Bekasi, khususnya soal sampah di TPST Bantargebang.
“Saya ini ibaratkan masih bayi di Kota Bekasi. Jadi saya rasa, lewat forum diskusi ini menjadi ajang saya untuk lebih dalam menilik permasalah di Kota Bekasi yang insya Allah akan menjadi prioritas saya dalam mencari solusi, khususnya soal sampah,” ujar Pj Gani.
Selanjutnya, Ketua Rujuk Bekasi, Kartono mengatakan, dengan adanya forum diskusi Rujuk bisa menjadi wadah bagi warga masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait kebijakan di Kota Bekasi.
“Diskusi ini sendiri bukan yang pertama. Sejak terbentuknya paguyuban Rujuk pada tahun 2017 silam, kami dari Rujuk sudah rutin menggelar diskusi sebagai ajang penyampaikan aspirasi dan wadah bertukar pikiran dengan para narasumber. Jadi, semoga melalui forum diskusi ini, Rujuk bisa turut memberikan informasi, edukasi, dan wadah kepada masyarakat, rekan-rekan wartawan, untuk menggali lebih dalam dan mendapatkan jawaban atas permasalahan di Kota Bekasi,” pungkas pria yang akrab disapa Tonche.
Sebagai informasi, diskusi bertajuk “Untung Rugi Bantargebang di Kota Bekasi” terkait keberadaan TPST berawal dari keresahan warga yang terdampak daripada sampah yang diproduksi oleh DKI Jakarta.
Diketahui, DKI Jakarta sendiri mengirim atau membuang sampah di TPST Bantargebang sebanyak 7.500 ton sampah perh hari. Meski Pemerintah DKI sendiri sudah memberikan kompensasi kepada warga terdampak, namun hal itu dirasa belum cukup atau tidak sebanding dengan kerugian yang harus ditanggung oleh warga.
Belum lagi, adanya dugaan-dugaan tindak pidana korupsi daripada pemberian atau distribusi kompensasi yang biasa disebut “uang bau” terhadap masyarakat, membuat Rujuk tergerak untuk mengupas masalah tersebut dalam forum diskusi kali ini.