Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan mengerahkan 2000 personil dari 1600 posyandu se-Kota Bekasi menggelar ‘Bekasi Go To Zero New Stunting,” di Aula Ballroom Bekasi Convention Center (BCC), Selasa (11/07/2023). Tujuan, program zero stunting di Kota Bekasi menuju anak-anak Indonesia Generasi Emas,
Kasus stunting disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi, pola pengasuhan anak yang kurang baik, juga kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Sehingga berdampak pada gagal tumbuh kembang dan gangguan metabolisme pada anak.
Dari penyebab tersebut, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan rentan mengalami penyakit tidak menular.
Plt. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto berpesan, membangun generasi penerus yang berkualitas harus dimulai sejak dini. “Terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga calon -calon penerus dan masa depan harus terbebas dari stunting,” katanya.
Selain itu, pentingnya menjalin kerja sama yang baik antara Pemerintah, Swasta, dan juga masyarakat untuk meningkatkan dan memperkokoh kekompakan bersama melawan stunting.
“Kerjasama juga dibutuhkan di sendi-sendi atau seluruh sektor. Baik Pemerintah, Swasta, dan Komunitas-Komunitas. Pemuda-Pemudi, dan masyarakat yang harus paham dan antisipatif terhadap situasi dan kondisi di daerah masing-masing,” tambah Tri.
Peran kader posyandu pun juga tidak kalah penting dalam sosialisasi pencegahan stunting. Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Mas Tri menegaskan bahwa, stunting ini menjadi masalah yang sangat besar.
Namun sayangnya, kata dia, pengetahuan masyarakat tentang resiko stunting pada anak terbilang masih sangat minim. Untuk itu, masyarakat diminta harus lebih proaktif mengakses berbagai informasi demi mencegah risiko stunting pada buah hati.
“Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan,” tandas Mas Tri.