SAYA menyebutnya kolaborasi samawi. Seorang remaja penghafal Alquran, bertemu dengan remaja pentashih Alquran Isyarat. Sama-sama pecinta Alquran, tapi dalam dua bidang yang berbeda.
Ini kisah pertemuan dua remaja pecinta Quran. Syifa Aulia, 22, bertemu dengan Amatullah Basiimah, 23, Kamis (27/04/2023). Syifa adalah Hafidzoh, dan Basiimah satu tim pentashih Alquran Isyarat. Keduanya, masih muda. Keduanya sama-sama pecinta Alquran.
Bagi Syifa, perkenalan dengan Basiimah adalah satu hal baru. Baru dalam segalanya, termasuk dalam Alquran. Selama ini menghafal Alquran, baru kali ini menemui sosok tuna rungu pecinta Alquran. Baru engeh, ternyata ada bagian lain sosok penggiat dengan segala keterbatasan.
Selama ini, Alquran bisa dinikmati melalui suaranya. Makhraj huruf atau hukum panjang pendek dikenal melalui suara. Bahkan, hafalannya saat ini terlahir dari produk suara.
Saat ini, kemudian terbuka. Ada sisi lain, remaja kenalannya, yang memiliki keterbatasan dengar. Tidak bisa mendengar. Lalu, bagaimana dia bisa mendapatkan suara Alquran? Bagaimana dia bisa merasakan mukjizat Alquran?
Saat awal pertemuan, Syifa tampak berkaca. Bersalaman dan berpelukan. “Kakak (Basiimah) luar biasa,” katanya.
Alquran Isyarat ini adalah untuk mereka kaum tuli. Seperti amanah Allah, jika Alquran diturunkan adalah untuk semua manusia. Termasuk, kalangan tuna rungu bukan?
Basiimah pun mempraktikkan, bagaimana cara dia mengaji Surat Alfatihah. Mengaji dengan kemampuannya, bahasa Isyarat. Tangan kanannya sangat mahir mengisyaratkan kata per kata. Tidak bersuara. Hanya rangkaian isyarat. Kami kemudian faham ketika kemudian diterjemahkan sang ibunda, Nur Indah.
Syifa menyelesaikan hafalan Alquran di Pesantren Nurul Quran, Babelan, Bekasi, selama 7 tahun. Setelah diwisuda pada Oktober 2022, kemudian menjalani Riyadhoh agar hafalan mutqin. Riyadoh adalah proses tirakat selaam 40 hari dimana setiap hari harus khatam Alquran 30 juz.
Selama bersahabat dengan Alquran, baru kali ini dia bertemu dengan teman tunarungu yang sama-sama mencintai Alquran.
Kecintaan samawi, yang mempertemukan dengan dua kondisi berbeda. Kolaborasi samawi yang diharapkan bisa menyemangati sesama remaja saat ini. Semangat untuk lebih mencintai Alquran.
Keduanya pun bertukar nomer telepon sebelum mengakhiri pertemuan. “Aku jadi ingin belajar Alquran Isyarat,” kata Syifa menutup pertemuan.
Oleh: Chotim Wibowo