Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Esai

Berdamai Dengan Sunyi (III) PERNIKAHAN BASIIMAH

×

Berdamai Dengan Sunyi (III) PERNIKAHAN BASIIMAH

Sebarkan artikel ini

PERNIKAHAN Amatullah Basiimah dengan Khalil Ibrahim, Sabtu (18/2), bisa menjadi pernikahan monumental. Bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi kita, masyarakat, atau juga kepentingan syar’iy. Termasuk juga bagi kaum disabilitas sensorik wicara.

Spesial karena menjadi awal Basiimah merajut keluarga. Spesial karena orangtuanya melepas buah hati. Dan tak kalah penting, pernikahan ini bisa menjadi role model. Pernikahan penyandang tuna rungu. Dan ini memang sudah dipersiapkan oleh orangtua Basiimah, Pak Heri Koswara.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

“Sudah. Sudah disiapkan. Termasuk dokumentasinya. Ini semoga bisa menjadi semacam panduan. Bagimana dan apa saja dalam pernikahan anak yang memiliki keterbatasa rungu,” kata Heri Koswara.

Pernikahan ini, kata Heri, memang spesial karena kondisi penganten berbeda. Pengantin baik pria maupun wanita tuna rungu. Sehingga, prosesi sakral pernikahan pun dilakukan spesial.

Seperti, saat wali menikahkan, maka dibutuhkan penterjemah isyarat. Ada juga saat petugas KUA memberi sambutan atau khutbah nikah dilakukan plus penterjemah isyarat. Dan itu sudah dipersiapkan semuanya.

Karenanya, orangtua pengantin sebelumnya sudah melakukan kondisioning. Seperti memberikan informasi kepada petugas KUA terkait kondisi pengantin. Atau juga melakukan konsolidasi dengan tokoh utama agar pernikahan nanti lancar dan sah sesuai syareat.

“Bahkan, sampai terkait ‘kedutan’ saat salaman nikah juga kita pertanyakan. Khan pengantinnya akan menjawab dengan bahasya isyarat?,” kata Heri.

Inilah salah satu pernik yang bisa diambil hikmah dari pernikahan Basiimah dengan Khalil. Pasangan tuna rungu. Yang pada nantinya bisa dijadikan pemikiran serius terkait ibadah bagi kaum ini.

Ibadah shalat, wudhu, atau pengajian terkait kaum tuna rungu. “Bagaimana shalat berjamaah, bagi kaum tuli. Sehingga ada panduan khusus yang benar. Bagaimana mengisyaratkan imam sudah rukuk, atau sujud,” kata H Siswadi, Ketua Dewan Pembina PPDI.

Yah, memang perlu juga mengingatkan, perhatian lebih baik, proporsional, kepada para penyandang disabilitas. Kaum tuna rungu ini secara fisik tak berbeda dengan normal. Tetapi, mereka memiliki keterbatasan, yang seringkali berpotensi salah komunikasi.

Basiimah lagi-lagi menjadi penyemangat. Kali ini dalam prosesi pernikahannya. Selamat, Basiimah. Selamat Pak Heri Koswara dan Ibu Nur Indah. Saya jadi ingat, dengan video ini, ketika Basiimah ditanya apa ungkapannya kepada ibunya? “Terima kasih sudah dibantu selama ini. Terima kasih, ma,” kata Basiimah.

Oleh: Chotim W (Pimpinan Redaksi)

Example 120x600
Esai

“Tapi beliau pintar sejak kecil, pandai bergaul dan amat menonjol diantara kami,” ujar sang teman sambil berkelakar – sebuah pertanda bahwa Ahmad Syaikhu cakap memelihara tali silaturahmi dengan teman-teman semasa kecil sekali pun, sehingga suasana kekeluargaan tetap cair dan terpelihara dengan baik meski kini dipisahkan jarak dan jejak kehidupan.

Esai

Sambil berjalan,saya berkata pelan dengan gaya sok polos ke Ahamd Syaikhu agar tak didengar orang lain:”..oh waktu kecil dipanggil Otong yak?”.Syaikhu hanya melirik saya sambil senyum- senyum dikulum.

Esai

Bang Heri waktu beliau kecelakaan kepalanya sampai bocor dibawa ayahanda Haji Sidik ke rumah Suster Tuti,suster Tuti yang juga istri dari tokoh asli katolik kampung Sawah bapak Natan Kuding bercerita bahwa dulu “si Heri mah masih kecilnya pernah gua obatan palanya jatoh ampe bocor!” Kata beliau yang kebetulan rumahnya di daerah sekitaran Rawa gede gak juah dari rumah saya dan suami beliau Pak Natan Kuding masih keturunan sama keluarga saya.

Esai

Jenis pemilih kedua adalah pemilih tradisional. Pemilih tipe ini memiliki orientasi yang cukup tinggi dari segi ideologi terhadap parpol pengusung dan. Atau paslon kandidat. 

Esai

Etikabilitas yang dimaksud adalah sebuah konsep kepatuhan seseorang atas nilai-nilai etis yang tercermin dalam segenap perilaku yang dilakukan. Sebab itu agar tidak salah pilih, maka etikabilitas tetap perlu mendapatkan tempat ketika memilih kepala daerah.

Esai

Untuk itu, Kota Bekasi perlu para pemilih yang cerdas yang anti money politic, tidak asal pilih, dan menjadikan visi, misi dan platform paslon sebagai pertimbangan utama, serta pemilih yang belajar dari pengalaman empiris perihal banyaknya pejabat Kota Bekasi yang tersandung kasus pidana korupsi oleh sebab pucuk pimpinan yang koruptif.