Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Metropolitan

Kalah Harga dengan Minimarket, Pedagang Warung Kelontong Menjerit

×

Kalah Harga dengan Minimarket, Pedagang Warung Kelontong Menjerit

Sebarkan artikel ini

BEKASI- Tiga minggu berlalu setelah Pemerintah resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sebagian harga kebutuhan pokok di Kota Bekasi mulai stabil. Bahkan, ada beberapa kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga.

Namun, persoalan lain muncul datang dari para pelaku usaha warung kelontong. Tak sedikit pedagang warung kelontong mengeluh lantaran tak mampu bersaing dengan harga di minimarket.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Salah satu pemilik warung kelontong di Medan Satria, Kota Bekasi, Nuri (50) menuturkan, meskipun beberapa harga sembako diakui ada yang turun tapi daya beli masyarkat juga merosot.

“Pembeli menurun, udah jarang beli di warung biasa,” ucap Nuri, Jumat (23/9/2022).

Nuri mengungkapkan, alasan turunnya minat beli masyarakat di warung kelontong karena telah banyak yang beralih berbelanja di minimarket. Harga jual di minimarket lebih rendah.

“Banyak yang beralih ke alfamart, indomaret atau agen,” kata Nuri.

Diakui Nuri, pihaknya mengalami penurunan omset cukup signifikan dibandingkan biasanya.

“Pendapatan rata rata Rp600 ribu – Rp700 ribu per hari, sekarang cuma Rp350 ribu, paling gede Rp400 ribu,” keluh Nuri.

Untuk harga komoditas yang mengalami penurunan, kata Nuri diantaranya minyak, gula, dan telur.

Lebih lanjut, Nuri mengungkapkan, meski terdapat beberapa harga komoditas mengalami penurunan, dirinya tak menampik masih ada sejumlah kebutuhan pokok lainnya yang harganya masih cukup tinggi.

“Sabun mandi naik Rp500, rokok juga naik dan harga beras sampai sekarang masih naik.  Biasanya beli beras sekarung Rp500 ribu, sekarang Rp520 ribu,” tutupnya. (mae)

Example 120x600
Metropolitan

“Di DP3A kita memiliki tenaga pendamping khusus, konselor, pekerja sosial, psikolog gitu. Tapi memang kita dari segi ketenagaannya masih kurang, jadi sebenarnya kita ingin kalau ada kasus pelecehan ataupun KDRT bisa ditangani secepatnya. Tapi emang keterbatasan tenaga yang kita miliki harusnya cepat jadi tidak,” kata Titin dikutip Bekasiguide.com, Jumat 11 Juli 2025.