Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Komunitas

Enaknya Ngaji “Jak & Go”

×

Enaknya Ngaji “Jak & Go”

Sebarkan artikel ini

KEMAHAKAYAAN Allah seringkali dilupakan oleh karena kebiasaan kita dalam berpikir. Seperti, kita kadang tak sadar sudah menvonis diri kita tak mampu berhaji dan melupakan Allah yang Maha Kaya. Padahal?

“Seakan-akan kalau kita ga punya apa apa secara ekonomi lalu langsung dipastikan ga bisa Haji. Lalu di mana keyakinan kita kalau Allah itu Maha Kaya?” kata Ust. Doddy Aljambari, pengisi taklim.

Scroll Ke Bawah Untuk Melanjutkan
Advertisement

Satu materi itu disampaikan saat mengisi taklim rutin Jak & Go di Mushola Almutaqien, Taman Galaksi, Bekasi Selatan, Jumat (10/6) malam.

Padahal kenyataannya, katanya, berapa banyak contoh ada tukang becak naik haji, ada pegawai kecil naik haji. Yang secara logika mereka mustahil bisa berangkat. “Tapi ketika Allah berkhendak bisa berangkat, ya berangkat. Tak ada yang bisa menghalangi,” katanya.

Ikhtiar itu wajib, tetapi semua hasil sepenuhnya milik Allah. “Berusaha lalu menyerahkan hasilnya kepada Nya,” katanya.

Terkait Majlis Taklim Jak & Go ini unik. Diikuti anggota komunitas jalan kaki dan gowes yang kebanyakan pensiunan. Tapi bukan pensiunan sembarangan. Diantaranya, ada pensiunan pejabat, pengusaha, ada ada juga pensiunan jendral. Taklim digelar bergilir tempatnya.

“Alhamdulillah, kami bisa bersilturahmi melalui olahraga dan taklim,” kata Untung, Ketua Majlis Taklim Jak & Go.

Suasana taklim tampak beda dibanding biasanya. Lebih santai, dan fun. “Yang penting kami bisa bersilaturahm. Satu saat kami juga menggelar ngaji dan peduli,” kata Kuswantoro, satu anggota.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.10WIB. Saatnya acara selesai. Jamaah pun -seperti sudah sangat faham- bergegas mengambil formasi terbaik. Sesi foto bersama. Jepret jepret.

“Kami sangat mensyukuri kebersamaan ini. Semoga kita selalu sehat,” kata Yuwono Santoso, ketua Jak & Go yang juga sohibul bait. (Chotim)

Example 120x600
Komunitas

“Dibawa sarungnya ke tongkrongan. Disitu mulainya. Iseng-iseng yang ini lawan ini gitu. Awal cuma tujuh orang lah itu, saya rekam diposting ke medsos. Terus ada yang minta latihan, diposting tiga sampai empat kali, ada yang tanya ‘bang boleh minta kontaknya gak latihan dimana, rutin hari apa aja. Pokoknya nanyain jadwal latihan, biayanya, saya bilang ‘ngga ada biaya, kita tiap sore aja nongkrong pulang kerja kita sparing gitu,” kata Musa di Cikarang Timur, Senin, 21 Oktober 2024.