Di era pandemic tak jarang kita mendengar dari berbagai media seperti TV, media cetak, media sosial banyaknya tempat usaha yang tutup, karyawan yang di PHK, meningkatnya kriminalitas, meningkat angka perceraian, keluhan orangtua mengenai sistem sekolah daring, pembatasan aktivitas sosial, tuntutan tetap tinggal di rumah, dan lain lain, hal ini dapat berdampak secara langsung terhadap kesehatan mental.
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dari berbagai penelitian keduanya memiliki keterlibatan satu sama lain, apabila seseorang terganggu kesehatan fisiknya maka kesehatan mentalnya pun akan terganggu, begitu pula sebaliknya. Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu dalam kehidupan manusia.
Menurut World Health Organization (WHO); “kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana seseorang mampu menyadari kemampuannya atau potensi dirinya, mampu menangani stress dalam kehidupan sehari-hari, bekerja dengan produktif dan dapat berkontribusi untuk sekitarnya”.
Seseorang yang bermental sehat akan mampu menggunakan kemampuannya secara maksimal, menikmati kehidupan sehari –hari, menjalin hubungan positif dan menghargai orang lain serta berada dalam keadaan tentram dan tenang. Sebaliknya orang yang mentalnya terganggu kemampuan berpikirnya akan menurun, gangguan suasana hati, sulit mengendalikan emosi sehingga bisa mengarah menjadi berprilaku buruk. penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya merusak hubungan dengan orang lain namun juga menurunkan prestasi sekolah dan produktifitas di temapt kerja sehingga penting sekali kita mengenali dan menjaga kesehatan mental terutama di era pandemi.
Gangguan kesehatan mental dapat ringan, sedang bahkan berat tergantung dari seberapa jauh dampaknya terhadap fungsi harian seseorang hingga usaha bunuh diri. Beberapa contoh gangguan mental diantara stress, gangguan kecemasan, depresi, gangguan bipolar dan gangguan jiwa.
Berikut adalah tiga gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi di masyarakat yang perlu kita kenali :
1. Stress
Stress merupakan suatu kondisi dimana seseorang mendapat tekanan di dalam kehidupan sehingga berdampak tidak hanya pada psikologi nya namun juga terhadap perilaku bahkan juga terhadap fisiknya. Seseorang yang mengalami stress biasanya tampak gelisah, mudah tersinggung, terganggu konsentasinya, menurun motivasinya, bahkan pada beberapa kasus dapat memicu depresi.
Banyak faktor yang dapat memicu stress dan makin meningkat di era pandemic saat ini, diantaranya masalah keuangan, masalah rumah tangga, tuntunan di sekolah atau tempat kerja, hubungan socsal seperti saat ini kita dituntun untuk membiasakan hal-hal baru berkenaan dengan pembatasan sosial dan aktivitas.
Beberapa contoh perilaku apabila seseorang mengalami stress diantaranya:
– Tidak nafsu makan atau sebaliknya makan secara berlebihan
– Sering marah-marah dan terkadang kemarahan tersebut sulit untuk dikendalikan
– Enggan berinteraksi dengan orang lain atau lebih senang menyendiri
– Merokok dan minum alkohol secera berlebihan dan penyalahangunaan narkoba.
Beberapa contoh masalah kesehatan atau gangguan fisik akibat strees diantara:
– Sakit kepala, sakit perut atau sakit dada
– Nyeri-nyeri otot (pegal-pegal)
– Mudah lelah
– Sulit tidur
– Gairah seksual menurun
– Hipertensi (tekanan darah tinggi)
– Diabetes (kencing manis)
– Obesitas (kegemukan)
– Gangguan jantung
2. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis dimana seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara terus menurus dan sulit untuk dikendalikan sehingga berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari. Pada orang yang normal biasanya rasa cemas hanya pada kondisi tertentu misalnya saat wawancara kerja, ujian sekolah, masuk ke tempat kerja atau sekolah baru, melakukan kesalahan, namun pada orang yang mengalami gangguan kecemasaan, rasa cemas muncul pada hal yang wajar dan terjadi hamper setiap waktu.
Faktor penyebab yang dapat memicu munculnya gangguan kecemasaan : trauma psikis akibat diintimidasi, pernah mengalami kekerasaan di dalam keluarga ataupun dilingkungan luar, pelecehan, penyalahgunaan minuman alkohol dan narkoba, adanya ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan di dalam otok yang fungsinya untuk mengendalikan mood, serta dapat diakabtkan masalah genetik yang diwariskan orangtua.
Beberapa contoh perilaku seseorang yang menderita gangguan kecemasa diantaranya :
– Sulit merasa santai atau rileks
– Rasa takut yang berlebihan
– Gelisah
– Berkurangnya rasa percaya diri
– Sulit berkonsenterasi
– Sulit percaya dengan orang lain
– Mudah tersinggung dan mudah marah
Beberapa contoh masalah kesehatan fisik yang diakibatkan gangguan kecemasan diantara:
– Badan gemetar
– Sesak nafas
– Dada berdebar-debar
– Mengeluarkan keringat yang berlebihan
– Mulut terasa kering
– Kesemutan
– Pusing dan mudah lelah
– Ganguan tidur
3. Depresi
Depresi merupakan kondisi dimana seseorang tergangu suasana hatinya, merasa menderita dan sedih terus-menurus. Pada orang normal rasa sedih biasanya berlangsung dalam beberapa hari namun pada orang yang menderita depresi, perasaan sedih dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Sehingga penderita sulit menjalankan kehidupan sehari-hari secara normal, bahkan pada kasus depresi berat, penderita dapat menyakiti diri sendiri dan mencoba untuk bunuh diri.
Faktor yang sering memicu depresi diantaranya : peristiwa atau kejadian dalam hidup yang menimbulkan tekanan atau stress berkepanjangan, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, memiliki jiwa atau pertahanan diri yang rapuh, efek dari konsumsi alkohol berlebihan dan narkoba, faktor genetic dalam keluarga, efek dari cedera kepala, memiliki sakit parah yang berkepanjanga seperti kanker stadium akhir dan gagal jantung.
Gelaja psikis orang yang menderita depresi diantaranya :
– Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus menerus menangis
– Tidak perduli dengan orang lain
– Tidak dapat membuat keputusan dan mudah tersinggung
– Merasa bersalah dan khawatir berlebihan.
– Tidak memiliki ketertarikan atau motivasi untuk menjalani hidup
– Memiliki pikiran menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Gejala fisik yang dapat terjadi akibat depresi diantara :
– Berbicara dan bergerak menjadi pelan dan lambat
– Ganguan tidur dan badan terasa lemah
– Nafsu makan turun atau meningkat drastis
– Perubahan siklus menstruasi pada wanita
– Penurunan libido
– Ganguan buang air besar atau sembelit
– Merasakan nyeri pada anggota tubuh tanpa penyebab yang jelas.
Bagaimana cara mencegah dan mengatasinya ?
Untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan mental seperti stress, ganguan cemas dan depresi kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan atau mencari faktor penyebab dan faktor resiko seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kemudian mencari solusinya.
Berikut tips atau solusi untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan mental :
1. Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi dan hal-hal yang sulit diubah, kita semestinya senantiasa menyadari sebagai manusia kita memiliki kekurangan dan keterbatasan tidak semua hal dapat berjalan sesuai perhitungan dan keinginan kita. Masalah yang ada dapat kita jadikan pembelajaran untuk kedepannya bukan menjadi beban atau menjadi tekanan(stressor).
2. Selalu berpikiran positif dan memandang semua hal yang terjadi dalam kehidupan pasti ada hikmahnya.
3. Belajar mengendalikan diri agar tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah, belajar lebih sabar dan ikhlas.
4. Menyisihkan waktu melakukan hal-hal yang disukai atau hobi minimal sekali dalam sepekan, misalnya suka pergi
ke pantai, memanjat gunung, membaca buku, menonton film, suka kuliner, belanja atau jalan-jalan ke mall tanpa terganggu oleh aktivitas atau pikiran lain sehingga bisa menjernihkan pikiran dan suasana hati.
5. Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna untuk meningkatan rasa percaya diri.
6. Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang lain, sehingga membuat kita makin bersyukur dan tegar dalam menghadapi masalah, terutama jika kita membantu orang yang memiliki masalah yang lebih berat daripada kita.
7. Malakukan manajemen waktu yang baik, sehingga hidup lebih seimbang, misalnya waktu tidur, waktu kerja, waktu ibadah, waktu untuk keluarga dan waktu untuk diri sendiri.
8. Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan sekedar kuantitas, berpikir aktif dan kreatif sehingga produktifitas juga akan meningkat.
9. Menghindari cara negatif meredakan masalah, misalnya merokok, minum alkohol secara berlebihan atau bahkan menggunakan penyalahgunaan narkoba karena hal itu bukan menyelesaikan malah menimbulkan masalah baru dan juga masalah kesehatan fisik.
10. Melakukan meditasi, relaksasi guna untuk mengurangi ketegangan dan menjernihkan pikiran serta terutama makin mendekatkan diri kepada tuhan, memperbanyak ibadah karena hal tersebut dapat membawa ketenangan jiwa sehingga mengurangi stress, ingat “hanya dengan mengingat tuhan hati menjadi tentram”.
11. Menceritakan dan meminta saran kepada orang yang dipercaya dalam menghadapi masalah yang sedang dialami.
12. Menerapkan pola hidup sehat, ingat fisik dan mental merupakan hal yang saling terkait dengan sehat secara fisik maka mental pun akan ikut sehat. Caranya :
– Makan dengan gizi seimbang dengan metode isi piringku Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) : 1/3 isi piring karbohidrat , 1/3 sayur, 1/3 protein dan buah.
– Rutin berolahraga 3 kali dalam seminggu dengan durasi minimal 30 menit.
– Tidur yang cukup dan bekualitas 8 jam/hari
– Mengurai konsumsi kafeiin, minum air putih yang cukup minimal 8 gelas perhari atau 2 liter.
– Menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat terlarang.
13. Berkonsultasi dengan ahli, dokter ataupun psikolog jika upaya mandiri tidak berhasil atau gejala gangguan mental tetap berlanjut dan tak kunjung reda. Penangan dari dokter biasanya berupa terapi konsultasi, terapi kognitif, obat-obat atau kombinasi keduanya.
14. Di era pandemi penting sekali agar tidak ikut-ikutan panik supaya kesehatan mental tetap terjaga, caranya :
– Menghindari berita tentang COVID 19 yang tidak jelas sumbernya, hanya menerima informasi dari sumber yang terpercaya dan pastikan kebenarannya : seperti berita perkembangan COVID 19 dari juru bicara presiden bidang kesehatan, KEMENKES RI, Dinas Kesehatan setempat, Satuan tugas penanganan COVID 19, dan dari tenaga kesehatan.
– Patuh terhadap protokol kesehatan dimanapun berada seperti menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak dan lain lain:
– Terus menjaga kebersihan dan kesehatan sehingga daya tahan tubuh baik.
– Menghirup udara segar dan berjemur di bawah matahari antara jam 8 hingga jam 10 pagi minimal 15 menit.
– Tetap aktif dan produktif di rumah : bekerja dari rumah (WFH), menambah ilmu pengetahuan dengan mengikuti seminar online (webinar), membuat kegiatan menarik di rumah misalnya bercocok tanam, belajar memasak, menonton film bersama-sama kelurga, mendesign rumah agar menimbulkan suasana baru dan menyenangkan, belajar berbisnis online dan lain lain.
– Tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga dan sahabat melalui video call, media sosial dan lain lain.
Harapan penulis semoga artikel ini dapat bermanfaat khususnya buat pribadi dan para pembaca, dan dapat menjadi rujukan dalam mencari solusi mencegah dan mengatasi masalah kesehatan mental terutama di era pandemi.
Penulis :
dr. Rahmawati (Dokter dan Dosen di Batam)