BEKASI- Kabupaten Bekasi memiliki sumber komoditi subsektor perikanan unggulan yang memiliki nilai jual ekspor oleh karenanya para pelaku usaha perikanan harus senantiasa berinovasi dalam menciptakan olahan ikan yang enak sehat dan bermutu serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap olahan ikan. Demikian dikatakan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono dalam Kegiatan peningkatan teknologi pengolahan hasil perikanan, Senin (30/09/2019) di Hotel Java Palace, Jababeka, Kabupaten Bekasi.
Agus Trihono mengatakan, ikan memiliki sumber protein tinggi namun terdapat kelemahan yaitu tidak dapat bertahan lama (highly perishable food) dikarenakan komposisi diperlukan adanya penanganan lebih lanjut salah satunya pengolahan ikan itu sendiri.
“Ikan asin bisa bertahan lama karena ada senyawa pakai garam, kalau makanan pakai gula seperti manisan. Jadi kalau ikan teknologi pakai frozen, bedanya dengan chili, kalau Chili kan cuma dingin kalau frozen kan 1-2 jam membeku,” jelasnya kepada bekasiguide.com pada Senin (30/9/2019) disela acara.
Menurutnya, kegiatan pengolahan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembuatan abon, ikan kaleng, ikan asin, ikan asap dan lain sebagainya.
“Kita bisa lihat kalau di Sumatera banyak ikan di asapin ya, di Jawa rata-rata di buat ikan asin. Tentunya ikan yang awalnya murah bisa dijual lebih tinggi lagi jadi ada nilainya,” kata dia.
Ia mengatakan, terdapat dua aspek penting dari produk perikanan yakni kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan dan cepat mengalami pembusukan sehingga menjadikan manusia mengembangkan teknologi pengolahan produk perikanan agar produk perikanan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dengan demikian tujuan pengolahan hasil perikanan adalah mempertahankan dan memperpanjang daya awet produk sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Daya awet yang lebih lama menjadikan produk dapat didistribusikan ke berbagai daerah yang berjauhan dengan wilayah produk perikanan.
“Bagaimana kita bisa berkontribusi untuk ekspor, Indonesia membutuhkan 15 ton untuk ekspor ke Bosnia, sekarang baru 5 ton, jadi perlu kita coba hal yang baru namun daya jualnya tinggi,” ujarnya.
Selain itu. kata dia, untuk meningkatkan penerimaan produk dengan adanya berbagai varian olahan ikan sehingga masyarakat mempunyai alternatif pilihan mengkonsumsi tanpa takut akan rasa bosan.
Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, kata Agus, ikan bisa diolah menjadi berbagai macam makanan. Oleh karenanya perlu memiliki brand (merk) dan kemasan (packaging) makanan untuk identitas.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, selain dibutuhkan identitas produk, terpenting adalah kemasannya. Dimana, kemasan ini memiliki fungsi khusus untuk melindungi produk agar isi tetap dalam kondisi baik sampai di tangan konsumen.
“Package produk itu pengaruh ke harga juga, bagaimana hasil UKM kita dapat di beli dipasaran kelas atas. Pastinya package yang menarik mempunyai daya jual yang tinggi,” tandasnya. (Lis)